
Purwakarta – Palang Merah Indonesia Daerah Istimewa Purwakarta (PMI Purwakarta) menggelar Workshop Notifikasi Donor Reaktif Unit Pengelola Darah (UPD) PMI se-Purwakarta pada Rabu (20/8/2025) di Cavinton Hotel Purwakarta. Kegiatan ini dihadiri Jajaran Pengurus, Kepala dan Staf Unit Donor Darah (UDD) PMI se-Purwakarta, serta menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Purwakarta dengan tujuan memperkuat mekanisme tata laksana notifikasi donor reaktif serta koordinasi antar institusi.
Dalam sambutannya, Wakil Sekretaris PMI Purwakarta, Indana Laazulva, S.I.P., M.Kes. menyampaikan harapan agar PMI dapat terus bersinergi dengan Dinas Kesehatan dalam menangani kasus donor reaktif. “Permasalahan donor reaktif harus diselesaikan bersama-sama, bukan hanya oleh PMI, tetapi juga berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan,” ujarnya.
Sementara itu, dalam paparannya, dr. Suryanto, SpPK., Subsp. HK(K) menekankan pentingnya penguatan mutu pemeriksaan laboratorium melalui penggunaan alat dan reagen yang sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan.
“Seluruh UPD PMI di Purwakarta saat ini telah menggunakan metode CLIA dan NAT (PMI Purwakarta) dengan reagen dan alat yang sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Lebih lanjut, dr. Suryanto menegaskan perlunya konsistensi kerja sama antara PMI dan Dinas Kesehatan dalam penanganan donor reaktif, khususnya dalam hal pelaporan, rujukan, serta pendampingan bagi pendonor. “Seluruh UPD PMI sudah terakreditasi dan memiliki MoU dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tantangan berikutnya adalah memastikan alur pelaporan dan tindak lanjut donor reaktif dapat berjalan lebih terintegrasi,” imbuhnya.
Narasumber dari Dinas Kesehatan Purwakarta, Lusiani, SKM memaparkan Kebijakan dan Penatalaksanaan Donor Darah Reaktif di Purwakarta. “Strategi program pencegahan IMLTD dilaksanakan di seluruh UDD dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) lainnya, pembentukan jejaring pencegahan IMLTD antara UDD dengan fasyankes lainnya, melibatkan Dinas Kesehatan maupun komunitas secara terkoordinasi, serta pendampungan diberikan kepada donor reaktif yang memerlukan”, ungkap Lusiani.
Workshop ini menghasilkan sejumlah kesepakatan penting, antara lain penandatanganan nota kesepahaman antara PMI Purwakarta dan Dinas Kesehatan Purwakarta, kesepakatan tata laksana notifikasi donor reaktif dan pelaporan, pelibatan konselor PMI melalui pelatihan khusus, serta pembentukan forum komunikasi daring untuk memperlancar koordinasi.
Melalui kegiatan ini, PMI Purwakarta berharap kualitas pelayanan donor darah semakin meningkat sekaligus mendukung upaya nasional dalam eliminasi penyakit menular melalui transfusi darah.
